Kamis, 10 Desember 2015

HIPOTERMIA DAN HIPERTERMIA



HIPOTERMI DAN HIPERTERMI

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris.Suhu tubuh kita sering kali berubah-ubah tanpa kita tau sebab-sebabnya dan mekanismenya,dikarenakan hal tersebut dalam pemabahasan ini kami akan membahas tentang mekanisme perubahan suhu tubuh.

      A.    HIPOTERMIA
            Hipotermia adalah gangguan medis yang terjadi di dalam tubuh, sehingga mengakibatkan penurunan suhu karena tubuh tidak mampu memproduksi panas untuk menggantikan panas tubuh yang hilang dengan cepat. Kehilangan panas karena pengaruh dari luar seperti air, angin, dan pengaruh dari dalam seperti kondisi fisik (Lestari, 2010, p.2).
            Hipotermia adalah kondisi di mana tubuh kita mengalami penurunanan suhu inti (suhu organ dalam). Hipotermia bisa menyebabkan terjadinya pembengkakan di seluruh tubuh (Edema Generalisata), menghilangnya reflex tubuh (areflexia), koma, hingga menghilangnya reaksi pupil mata. Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh < 320C. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low reading termometer) sampai 250C. Di samping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian.

·         Klasifikasi Hipotermia
1) Hipotermia ringan, suhu <36,5oC
2) Hipotermia sedang, suhu antara 32oC-36oC
3) Hipotermia berat, suhu kurang dari 32oC

·         PENYEBAB HIPOTERMIA
      Penyebab Hipotermi,
1.   Yang pasti, ada kontak dengan lingkungan yang dingin.
2.   Adanya gangguan atau penyakit yang diderita.
3.   Penggunaan obat-obatan (alcohol, barbiturate, phenothiazine, insulin, steroid,β blocker.
4.   Sepsis, hipotiroid, radang pancreas




·         GEJALA HIPOTERMIA
Gejala dan Indikasi Penyakit Hipotermia
1.   Gejala awal hipotermia apabila suhu < 360C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.
2.  Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 320C - <360C).
3.   Gigi gemeretakan, merasa sangat letih dan mengantuk yang sangat luar biasa.
4.   Selanjutnya pandangan mulai menjadi kabur, kesigapan mental dan fisik menjadi lamban.
5.   Bila tubuh korban basah, maka serangan hiportemia akan semakin cepat dan hebat.
6.   Selain itu bila angin bertiup kencang, maka pendaki akan cepat sekali kehilangan panas tubuhnya (“faktor wind cill”). Jadi kalau badan basah kuyub kehujanan dan angin bertiup kencang, maka potensi hipotermia menjadi “paradoxical feeling of warmt” akan semakin cepat terjadi.
7.   Puncak dari gejala hipotermia adalah korban tidak lagi merasa kedinginan, tapi dia malah merasa kepanasan (dlm bukunya Norman Edwin disebut “paradoxical feeling of warmt”). Oleh karena itu si korban akan melepas bajunya satu per satu dan tetap masih merasa kepanasan.
8.   Hipotermia menyerang saraf dan bergerak dengan pelan, oleh karena itu sang korban tidak merasa kalau dia menjadi korban hipotermia. Dari sejak korban tidak bisa menahan kedinginan sampai malah merasa kepanasan di tengah udara yang terasa membekukan, korban biasanya tidak sadar kalau dia telah terserang hipotermia.
9.   Dalam kasus penderita hipotermia yang sampai pada taraf “paradoxical feeling of warmt” selain merasa kepanasan dia juga terkena halusinasi. Akan tetapi, dalam banyak hal lainnya, halusinasi juga telah terjadi walau si korban tidak sampai mengalami “paradoxical feeling of warmt”. Yang jelas, ketika si korban hipotermia sudah kehilangan “kesadaran”, maka dia akan mudah terkena halusinasi.. Jadi tidaklah mengherankan kalau banyak korban hipotermia ditemukan jatuh ke jurang telah meninggal dunia.
Pada bayi gejalanya bisa berupa:
- Bayi tampak mengantuk
- Kulitnya pucat dan dingin
- Lemah
- Lesu
- Menggigil

·         FAKTOR RESIKO HIPOTERMIA
1.      Umur: bayi baru lahir, orang tua.
2.      Paparan dingin di luar ruangan: olahraga, memakai baju tipis.
3.      Obat dan intoksikan: etanol, phenothiazin, barbiturate, anestesi, bloker neuromuscular.
4.      Hormon: hipoglikemia, hipotiroidisme, kekurangan adrenalin, hipopituitarisme.
5.      Neurologis: stroke, gangguan hipotalamus, Parkinson, Cedera sumsum tulang
 belakang.
6.      Multisistem: malnutrisi, sepsis, shock, gangguan hati dan ginjal.
7.      Luka bakar dan kelainan kulit eksfoliatif(mengelupas).q
Prinsip kesulitan sebagai akibat hipotermia adalah meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi hipoksia), terjadinya metabolik asidosis sebagai konsekuensi glikolisis anaerobik, dan menurunnya simpanan glikogen dengan akibat hipoglikemia. Hilangnya kalori tampak dengan turunnya berat badan.




                  B.     HIPERTERMI
            Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus bila mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh obat dan penyakit) atau dipengarhui oleh panas eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik) Sengatan panas (heat stroke) per definisi adalah penyakit berat dengan ciri temperatur inti > 40 derajat celcius disertai kulit panas dan kering serta abnormalitas sistem saraf pusat seperti delirium, kejang, atau koma yang disebabkan oleh pajanan panas lingkungan (sengatan panas klasik) atau kegiatan fisik yang berat. Lingkungan yang terlalu panas juga berbahaya bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan dekat dengan sumber panas, dalam ruangan yang udaranya panas, terlalu banyak pakaian dan selimut.
Gejala hipertermia pada bayi baru lahir :
1.   Suhu tubuh bayi > 37,5 °C
2.   Frekuensi nafas bayi > 60 x / menit
3.   Tanda-tanda dehidrasi yaitu berat badan menurun, turgor kulit kurang, jumlah urine berkurang

·                            Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah
   a)   Vasodilatasi
Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua area tubuh. Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokontriksi sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak.

    b)   Berkeringat
Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang melewati batas kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan pengeluaran keringat yang cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari metabolisme basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan salh satu mekanisme tubuh ketika suhu meningkat melampaui ambang kritis. Pengeluaran keringat dirangsang oleh pengeluaran impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras saraf simpatis ke seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergic kelenjar keringat, yang merangsang produksi keringat. Kelenjar keringat juga dapat mengeluarkan keringat karena rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.
     c)   Penurunan pembentukan panas
Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis kimia dan menggigil dihambat dengan kuat.

·                              Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun, yaitu :
 a)   Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh

 b) Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus posterior. Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektorpili yang melekat pada folikel rambut berdiri. Mekanisme ini tidak penting pada manusia, tetapi pada binatang tingkat rendah, berdirinya bulu ini akan berfungsi sebagai isolator panas terhadap lingkungan.

 c)   Peningkatan pembentukan panas
Pembentukan panas oleh sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme menggigil, pembentukan panas akibat rangsangan simpatis, serta peningkatan sekresi tiroksin.


·                            Penjaluran Sinyal Suhu Tubuh Pada Sistem Saraf
            Pusat pengaturan suhu tubuh yang berfungsi sebagai termostat tubuh adalah suatu kumpulan   neuron-neuron di bagian anterior hypothalamus yaitu: Preoptic area. Area   ini menerima impuls-impuls syaraf dari termoreseptor dari kulit dan membran mukosa serta dalam hipotalamus. Neuron-neuron pada area peroptic membangkitkan impuls syaraf pada frekwensi tinggi ketika suhu darah meningkat dan frekwensi berkurang jika suhu tubuh menurun. Impuls-impuls syaraf dari area preoptic menyebar menjadi 2 bagian dari hipotalamus diketahui sebagai pusat hilang panas dan pusat peningkatan panas, dimana ketika distimulasi oleh area preoptic, mengatur kedalam serangkaian        respon operasional yang meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh secara berturut-turut. Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan             koordinasi yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan perubahan suhu dingin atau hangat.
            Pusat suhu pengaturan tubuh manusia ada di Hipotalamus, oleh karena itu jika       hipotalamus terganggu maka mekanisme pengaturan suhu tubuh juga akan terganggu          dan mempengaruhi thermostat tubuh manusia. Mekanisme pengaturan suhu tubuh    manusia erat kaitannya antara kerja sama system syaraf baik otonom, somatic dan      endokrin. Sehingga ketika membahas mengenai pengaturan suhu      oleh sistem     persarafan  maka tidak lepas pula kaitannya dengan kerja system endokrin   terhadap          mekanisme pengaturan suhu tubuh seperti TSH dan TRH


PATOFISIOLOGI

A. HIPOTERMI
·         Pengeluaran panas melalui :
1.   Aliran darah adekuat meningkat     vasodilatasi payudara dikontrol oleh syaraf pusat.
2.   Berkeringat di mana kelenjar keringat dipengaruhi oleh syaraf kolinergik yang dikontrol hipotalamus.
3.   Sumber panas :
a)      Aktivitas otot volunter.
b)      Aktivitas menggigil pada anak dan bayi besar.
c)      Aktivitas menggigil pada BBL belum bisa.
“Non shirring thermogenesis”

·         Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir :
1.   Radiasi :Dari obyek ke panas bayi (radiasi dan tubuh bayi ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin).  Contoh :    Suhu kamar di bawah 25 0C.
2.   Evaporasi : Kehilangan panas badan melalui penguapan dari kulit tubuh yang basah ke udara, karena pengaruh cairan yang melekat pada kulit. Contoh: Air ketuban yang tidak segera dikeringkan pada tubuh BBL.
3.   Konduksi : Kehilangan panas badan melalui kontak langsung antara kulit bayi dengan benda / permukaan di mana bayi diletakkan dengan suhu lebih dingin. Contoh: Timbangan bayi tanpa alas.
4.   Konveksi: Kehilangan panas badan bayi melalui aliran udara sekitar bayi yang lebih dingin.  Contoh  : Ada kipas / AC yang dihidupkan.

·         Masalah pada bayi baru lahir :
1.   Luas permukaan tubuh lebih besar.
2.   Lemak subcutan sangat tipis.
3.   Brown fat sangat sedikit.
4.   Kolusi yang tersedia masih sedikit.
5.   Polusi termoregulasi di otak belum sempurna.

·         Reaksi Tubuh Terhadap Kedinginan
1.   Reaksi Fisiologi
a. Aktivitas menggigil
b.Aktivitas tanpa menggigil
c. Aktivitas saraf simpatik
d.            Aktivitas metabolisme lemak

2.   Reaksi Patologik
a. Segera
     Metabolisme anaeorb         Metabolisme aldosis
     -  Produksi surfaktan pada paru-paru menurun.
     -  Oksigen dalam darah menurun
     b. Reaksi lambat
     -  Pemakaian kalori meningkat.
     -  Pemakaian O2 berlebihan.
     -  Bayi mengalami gagal tumbuh.


B.     HIPERTERMI
Dengan adanya peningkatan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk menaikkan suhu tubuh. Tubuh berespon dengan menggigil dan peningkatan metabolisme basal.Demam timbul sebagai respon terhadap pembentukkan interleukin-1, yang disebut pirogen endogen. Interleukin-1 dibebaskan oleh neurofil aktif, makrofag, dan sel- sel yang mengalami cedera. Interleukin-1 tampakanya menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin, yang merangsang hipotalamus


Kesimpulan
. Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris.Suhu tubuh kita sering kali berubah-ubah tanpa kita tau sebab-sebabnya dan mekanismenya,dikarenakan hal tersebut dalam makalah ini kami akan membahas tentang mekanisme perubahan suhu tubuh..
. Pengeluaran panas (heatloss) dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat Kehilangan panas melalui pertukaran panas secara radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi air. Alat penerima rangsang disebut reseptor,sedangkan alat penghasil tanggapan disebut efektor. Suhu tubuh dipengaruhi oleh exercize, hormone, system saraf, asupan makanan, gender iklim (lingkungan), usia, aktivitas otot, stress.

Saran
Sebaiknya kita selalu menerapkan cara hidup sehat,agar tubuh kita selalu sehat dan tidak mengganggu aktivitas kita sehari-hari,agar suhu tubuh selalu dalam keadaan normal dan dapat menyesuaikan dengn kondisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar