HIPOTERMI DAN
HIPERTERMI
Suhu tubuh adalah suatu
keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan thermometer yang dapat di
bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi,
hipotermi, dan febris.Suhu tubuh kita sering kali berubah-ubah tanpa kita tau
sebab-sebabnya dan mekanismenya,dikarenakan hal tersebut dalam pemabahasan ini kami
akan membahas tentang mekanisme perubahan suhu tubuh.
A.
HIPOTERMIA
Hipotermia
adalah gangguan medis yang terjadi di dalam tubuh, sehingga mengakibatkan
penurunan suhu karena tubuh tidak mampu memproduksi panas untuk menggantikan
panas tubuh yang hilang dengan cepat. Kehilangan panas karena pengaruh dari
luar seperti air, angin, dan pengaruh dari dalam seperti kondisi fisik
(Lestari, 2010, p.2).
Hipotermia adalah kondisi di mana
tubuh kita mengalami penurunanan suhu inti (suhu organ dalam). Hipotermia bisa
menyebabkan terjadinya pembengkakan di seluruh tubuh (Edema Generalisata), menghilangnya
reflex tubuh (areflexia), koma, hingga menghilangnya reaksi pupil mata. Disebut
hipotermia berat bila suhu tubuh < 320C. Untuk mengukur suhu tubuh pada
hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low reading termometer) sampai
250C. Di samping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit
yang berakhir dengan kematian.
·
Klasifikasi Hipotermia
1)
Hipotermia ringan, suhu <36,5oC
2)
Hipotermia sedang, suhu antara 32oC-36oC
3)
Hipotermia berat, suhu kurang dari 32oC
·
PENYEBAB HIPOTERMIA
Penyebab
Hipotermi,
1.
Yang pasti, ada kontak dengan lingkungan
yang dingin.
2.
Adanya gangguan atau penyakit yang
diderita.
3.
Penggunaan obat-obatan (alcohol,
barbiturate, phenothiazine, insulin, steroid,β blocker.
4.
Sepsis, hipotiroid, radang pancreas
·
GEJALA HIPOTERMIA
Gejala
dan Indikasi Penyakit Hipotermia
1.
Gejala awal hipotermia apabila suhu <
360C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.
2. Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin,
maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 320C - <360C).
3.
Gigi gemeretakan, merasa sangat letih
dan mengantuk yang sangat luar biasa.
4.
Selanjutnya pandangan mulai menjadi
kabur, kesigapan mental dan fisik menjadi lamban.
5.
Bila tubuh korban basah, maka serangan
hiportemia akan semakin cepat dan hebat.
6.
Selain itu bila angin bertiup kencang,
maka pendaki akan cepat sekali kehilangan panas tubuhnya (“faktor wind cill”).
Jadi kalau badan basah kuyub kehujanan dan angin bertiup kencang, maka potensi
hipotermia menjadi “paradoxical feeling of warmt” akan semakin cepat terjadi.
7.
Puncak dari gejala hipotermia adalah
korban tidak lagi merasa kedinginan, tapi dia malah merasa kepanasan (dlm
bukunya Norman Edwin disebut “paradoxical feeling of warmt”). Oleh karena itu
si korban akan melepas bajunya satu per satu dan tetap masih merasa kepanasan.
8.
Hipotermia menyerang saraf dan bergerak
dengan pelan, oleh karena itu sang korban tidak merasa kalau dia menjadi korban
hipotermia. Dari sejak korban tidak bisa menahan kedinginan sampai malah merasa
kepanasan di tengah udara yang terasa membekukan, korban biasanya tidak sadar
kalau dia telah terserang hipotermia.
9.
Dalam kasus penderita hipotermia yang
sampai pada taraf “paradoxical feeling of warmt” selain merasa kepanasan dia
juga terkena halusinasi. Akan tetapi, dalam banyak hal lainnya, halusinasi juga
telah terjadi walau si korban tidak sampai mengalami “paradoxical feeling of
warmt”. Yang jelas, ketika si korban hipotermia sudah kehilangan “kesadaran”,
maka dia akan mudah terkena halusinasi.. Jadi tidaklah mengherankan kalau
banyak korban hipotermia ditemukan jatuh ke jurang telah meninggal dunia.
Pada bayi gejalanya
bisa berupa:
- Bayi tampak
mengantuk
- Kulitnya pucat dan
dingin
- Lemah
- Lesu
- Menggigil
·
FAKTOR RESIKO HIPOTERMIA
1.
Umur: bayi baru lahir, orang tua.
2.
Paparan dingin di luar ruangan:
olahraga, memakai baju tipis.
3.
Obat dan intoksikan: etanol,
phenothiazin, barbiturate, anestesi, bloker neuromuscular.
4.
Hormon: hipoglikemia, hipotiroidisme,
kekurangan adrenalin, hipopituitarisme.
5.
Neurologis: stroke, gangguan
hipotalamus, Parkinson, Cedera sumsum tulang
belakang.
6.
Multisistem: malnutrisi, sepsis, shock,
gangguan hati dan ginjal.
7.
Luka bakar dan kelainan kulit
eksfoliatif(mengelupas).q
Prinsip kesulitan
sebagai akibat hipotermia adalah meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi hipoksia),
terjadinya metabolik asidosis sebagai konsekuensi glikolisis anaerobik, dan
menurunnya simpanan glikogen dengan akibat hipoglikemia. Hilangnya kalori
tampak dengan turunnya berat badan.
B.
HIPERTERMI
Hipertermia adalah peningkatan suhu
tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus bila mekanisme pengeluaran panas
terganggu (oleh obat dan penyakit) atau dipengarhui oleh panas eksternal
(lingkungan) atau internal (metabolik) Sengatan panas (heat stroke) per
definisi adalah penyakit berat dengan ciri temperatur inti > 40 derajat
celcius disertai kulit panas dan kering serta abnormalitas sistem saraf pusat
seperti delirium, kejang, atau koma yang disebabkan oleh pajanan panas
lingkungan (sengatan panas klasik) atau kegiatan fisik yang berat. Lingkungan yang
terlalu panas juga berbahaya bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi
diletakkan dekat dengan sumber panas, dalam ruangan yang udaranya panas,
terlalu banyak pakaian dan selimut.
Gejala
hipertermia pada bayi baru lahir :
1.
Suhu tubuh bayi
> 37,5 °C
2.
Frekuensi nafas
bayi > 60 x / menit
3.
Tanda-tanda
dehidrasi yaitu berat badan menurun, turgor kulit kurang, jumlah urine
berkurang
·
Mekanisme Tubuh Ketika
Suhu Tubuh Berubah
a)
Vasodilatasi
Vasodilatasi
pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua area tubuh. Vasodilatasi ini
disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior yang
menyebabkan vasokontriksi sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit,
yang memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan
kali lipat lebih banyak.
b)
Berkeringat
Pengeluaran
keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang melewati
batas kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan
pengeluaran panas melalui evaporasi. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan
menyebabkan pengeluaran keringat yang cukup banyak sehingga mampu membuang
panas tubuh yang dihasilkan dari metabolisme basal 10 kali lebih besar.
Pengeluaran keringat merupakan salh satu mekanisme tubuh ketika suhu meningkat
melampaui ambang kritis. Pengeluaran keringat dirangsang oleh pengeluaran
impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras saraf simpatis ke
seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergic
kelenjar keringat, yang merangsang produksi keringat. Kelenjar keringat juga
dapat mengeluarkan keringat karena rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.
c)
Penurunan
pembentukan panas
Beberapa
mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis kimia dan menggigil dihambat
dengan kuat.
·
Mekanisme tubuh ketika
suhu tubuh menurun, yaitu :
a)
Vasokontriksi
kulit di seluruh tubuh
b) Vasokontriksi
terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus posterior. Rangsangan
simpatis menyebabkan otot erektorpili yang melekat pada folikel rambut berdiri.
Mekanisme ini tidak penting pada manusia, tetapi pada binatang tingkat rendah,
berdirinya bulu ini akan berfungsi sebagai isolator panas terhadap lingkungan.
c)
Peningkatan
pembentukan panas
Pembentukan
panas oleh sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme menggigil,
pembentukan panas akibat rangsangan simpatis, serta peningkatan sekresi
tiroksin.
· Penjaluran Sinyal Suhu
Tubuh Pada Sistem Saraf
Pusat
pengaturan suhu tubuh yang berfungsi sebagai termostat tubuh adalah suatu kumpulan neuron-neuron di bagian
anterior hypothalamus yaitu: Preoptic area. Area ini menerima impuls-impuls syaraf dari termoreseptor dari kulit dan
membran mukosa serta dalam
hipotalamus. Neuron-neuron pada area peroptic membangkitkan impuls syaraf pada frekwensi tinggi ketika
suhu darah meningkat dan frekwensi berkurang jika
suhu tubuh menurun. Impuls-impuls syaraf dari area preoptic menyebar menjadi 2 bagian dari hipotalamus diketahui
sebagai pusat hilang panas dan pusat peningkatan panas, dimana ketika distimulasi oleh area preoptic, mengatur
kedalam serangkaian respon operasional
yang meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh secara berturut-turut. Termoregulasi adalah proses
fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinasi yang digunakan secara aktif untuk
mempertahankan suhu inti tubuh melawan
perubahan suhu dingin atau hangat.
Pusat
suhu pengaturan tubuh manusia ada di Hipotalamus, oleh karena itu jika hipotalamus terganggu maka mekanisme
pengaturan suhu tubuh juga akan terganggu dan
mempengaruhi thermostat tubuh manusia. Mekanisme pengaturan suhu tubuh manusia erat kaitannya antara kerja sama
system syaraf baik otonom, somatic dan endokrin.
Sehingga ketika membahas mengenai pengaturan suhu oleh sistem persarafan maka tidak lepas pula kaitannya dengan kerja
system endokrin terhadap mekanisme pengaturan suhu tubuh seperti
TSH dan TRH
PATOFISIOLOGI
A. HIPOTERMI
·
Pengeluaran
panas melalui :
1.
Aliran
darah adekuat meningkat vasodilatasi payudara dikontrol oleh syaraf
pusat.

2.
Berkeringat di
mana kelenjar keringat dipengaruhi oleh syaraf kolinergik yang dikontrol
hipotalamus.
3.
Sumber panas :
a)
Aktivitas otot
volunter.
b)
Aktivitas
menggigil pada anak dan bayi besar.
c)
Aktivitas
menggigil pada BBL belum bisa.
“Non
shirring thermogenesis”
·
Mekanisme
kehilangan panas pada bayi baru lahir :
1.
Radiasi :Dari
obyek ke panas bayi (radiasi dan tubuh bayi ke lingkungan sekitar bayi yang
lebih dingin). Contoh : Suhu kamar di bawah 25 0C.
2.
Evaporasi :
Kehilangan panas badan melalui penguapan dari kulit tubuh yang basah ke udara,
karena pengaruh cairan yang melekat pada kulit. Contoh: Air ketuban yang tidak
segera dikeringkan pada tubuh BBL.
3.
Konduksi : Kehilangan
panas badan melalui kontak langsung antara kulit bayi dengan benda / permukaan
di mana bayi diletakkan dengan suhu lebih dingin. Contoh: Timbangan bayi tanpa
alas.
4.
Konveksi:
Kehilangan panas badan bayi melalui aliran udara sekitar bayi yang lebih
dingin. Contoh : Ada kipas / AC yang dihidupkan.
·
Masalah pada bayi baru
lahir :
1.
Luas permukaan
tubuh lebih besar.
2.
Lemak subcutan
sangat tipis.
3.
Brown fat sangat
sedikit.
4.
Kolusi yang
tersedia masih sedikit.
5.
Polusi
termoregulasi di otak belum sempurna.
·
Reaksi Tubuh Terhadap
Kedinginan
1.
Reaksi Fisiologi
a. Aktivitas menggigil
b.Aktivitas tanpa menggigil
c. Aktivitas saraf simpatik
d.
Aktivitas
metabolisme lemak
2.
Reaksi Patologik
a.
Segera

- Produksi surfaktan pada paru-paru menurun.
- Oksigen dalam darah menurun
b. Reaksi
lambat
- Pemakaian kalori meningkat.
- Pemakaian O2 berlebihan.
- Bayi mengalami gagal tumbuh.
B.
HIPERTERMI
Dengan
adanya peningkatan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal
untuk menaikkan suhu tubuh. Tubuh berespon dengan menggigil dan peningkatan
metabolisme basal.Demam timbul sebagai respon terhadap pembentukkan interleukin-1,
yang disebut pirogen endogen. Interleukin-1 dibebaskan oleh neurofil aktif,
makrofag, dan sel- sel yang mengalami cedera. Interleukin-1 tampakanya
menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin, yang merangsang
hipotalamus
Kesimpulan
. Suhu tubuh adalah
suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan thermometer yang
dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal,
hipertermi, hipotermi, dan febris.Suhu tubuh kita sering kali berubah-ubah
tanpa kita tau sebab-sebabnya dan mekanismenya,dikarenakan hal tersebut dalam
makalah ini kami akan membahas tentang mekanisme perubahan suhu tubuh..
.
Pengeluaran panas (heatloss) dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya
berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat Kehilangan panas melalui
pertukaran panas secara radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi air. Alat
penerima rangsang disebut reseptor,sedangkan alat penghasil tanggapan disebut
efektor. Suhu tubuh dipengaruhi oleh exercize, hormone, system saraf, asupan makanan,
gender iklim (lingkungan), usia, aktivitas otot, stress.
Saran
Sebaiknya kita selalu menerapkan cara hidup
sehat,agar tubuh kita selalu sehat dan tidak mengganggu aktivitas kita
sehari-hari,agar suhu tubuh selalu dalam keadaan normal dan dapat menyesuaikan
dengn kondisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar